Cerita ini belum lama berlalu, sabtu malam kemarin aku dikejutkan
dengan hilangnya cincin kesayanganku yang biasa melingkar dijari manis
kananku. Ini bukan cincin tunangan atau pernikahan melainkan lebih
berharga dari itu. Harganya mungkin tidak ternilai, bukan dalam bentuk
rupiah tapi karena sejarah yang sangat penting dalam hidupku. Saat ini
aku mahasiswa di perguruan tinggi dan mengharuskan aku tinggal jauh dari
keluarga yang membuatkan selalu merindukan mereka.
Mengenai
cincin ini adalah cincin pemberian mamaku tercinta, cincin ini dulunya
pernah digunakan mama sebagai anting-angtingnya namun dilebur menjadi
dua cincin. Yang satu untuk aku dan satunya untuk adikku. Inilah alasan
yang membuat cincin ini sangat berharga bagiku. Saat aku sadar bahwa
cincin ini tidak lagi melingkar dijari manisku, aku sempat terperanjak
dan mencari kemana-mana namun hasilnya nihil.
Lalu aku berfikir,
mungkin hilangnya cincin ini Allah ingin memberitahukan kepadaku bahwa
ternyata rasa sayangku terhadap mama tidak harus diwujudkan dengan tanda
bahwa aku sangat mencintai barang darinya. Yah, ketika itu aku baru
sadar ternyata memang sayangku sangat besar terhadap mamaku. Terbukti
saat aku tidak menggunakan cincin ini lagi aku merasa tidak apa-apa.
Kemudian aku berdoa, “Ya Allah terima kasih atas pelajaran yang telah
engkau berikan. Jika cincin itu kembali, ya alhamdulillah namun jika
tidak hamba ikhas ya Allah. Rasa sayang hamba terhadap mama tidak harus
hamba buktikan dengan simbol apapun karena dalam hati hamba engkau tahu
sebesar apa sayang hamba terhadap mama yang ternyata bukan sulit untuk
dijelaskan namun karena memang tidak ada kata atau simbol apapun yang
bisa mewakilinya, hamba ihklas ya Allah dan mohon berikan pengertian
lain yang bisa membuat hamba lebih ikhlas.”
Kemudian beberapa jam
berlalu, yang melewati hari minggu. Hari ini aku sangat merasa tenang
namun entah kenapa seolah-olah waktu tidak mengizinkan aku
memberitahukannya kepada mamaku padahal aku sempat bercerita lama
melalui telpon. Kemudian sampai pada sore senin, aku mandi seperti biasa
dan di kamar mandi biasa. Dengan tidak sengaja aku melihat ada sesuatu
yang melingakar dilantai kamar mandi, lalu dengan iseng aku melihatnya
dan ternyata itu cincinku yang hilang. “Ya Allah, Alhamdulillah”, kata
yang keluar dari lubuk hatiku. Ada dua temanku yang biasa menggunakan
kamar mandi itu untuk mandi juga namun mereka tidak melihatnya dan malah
aku sendiri yang menemukannya saat aku tidak pernah berfikir aku akan
menemukan cincin ini disini.
Begitu indah cobaan yang diberikan
Allah saat umurku baru bertambah 10 hari. Dengan kesabaran dan
keihklasan membuat sesuatu yang sempat hilang kini datang lagi. Ya
begitulah hidup, saat kita yakin semuanya milik Allah dan tawakkal
terhadap-Nya, Allah akan memberikan yang lebih indah dari imajinasi kita
manusia. Subbahannallah.
Penulis : Diyah Deviyanti (Pengalaman Pribadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar